Titip Rindu Buat Ayah...

Titip Rindu Buat Ayah
Song By: Ebiet G Ade
Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningku
Kau nampak tua dan lelah
Keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah
Meski nafasmu, kadang tersengal, memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu, gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Reff :
Ayah...
Dalam hening sepi ku rindu
Untuk menuai padi milik kita
Tapi...
Kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang
Banyak menanggung beban.
Tak terasa saat ini, hari ini, waktu ini, detik ini kurang lebih sudah 23 Tahun ku telah membuka mataku untuk melihat indahnya dunia ini. Selama itu pula ku telah berada di pangkuan Mu, selama itu pula Kau mengasuhku, melindungiku, mendidik ku, menyayangiku, menjagaku, mengasihiku dll.
Saat diriku masih tak berdaya Kau tak hentinya melindungiku….
Saat diriku tumbuh menjadi seorang anak, Kau begitu menyayangiku….
Saat diriku berkembang menjadi remaja, Kau begitu memperhatikanku…..
Dan saat diriku mulai menginjak menjadi dewasa, tak luput pula kau tetap memberikan yang terbaik bagiku.
Namun, kini semuannya sudah berlalu…. Semuannya sudah tertiup oleh angin lalu dengan begitu cepat. Tepat di usiaku menginjak 23 tahun lewat 5 bulan, sudah tak kulihat lagi paras wajah dan canda tawa Mu lagi…. Senyuman suka maupun duka yang selama ini terpancar di wajah Mu setiap hari sudah tidak mungkin bakal Aku lihat kembali…..
Karena tepat pada tanggal 16 Juni 2008, Engkau telah meninggalkan kami sekeluarga semua… Engkau menghadap sang BAPA di surga…
Tak kuasaku menahan tetesan air mata, tak kuasaku menahan kesedihan ini… walaupun semua orang mengatakan bahwa Aku orang yang paling tegar, paling bisa menerima kenyataan, tetapi aku sesungguhnya adalah orang yang merasa paling kehilangan Beliau…. Serasa aku telah kehilangan emas murni 2000 karat, tak henti2nya ku terpana dalam kesedihan yang amat luar biasa….
Engkau begitu cepat meninggalkan kami semua, tak kusadari itu semua bakal terjadi di hidupku… kenyataan yang sangat dan mungkin paling pahit di dalam hidupku….
Engkau begitu cepatnya berpisah dengan kami semua, tanpa “surat kuasa” sama sekali…. Dan di Malam terakhir itu pula, entah mengapa adalah aku orang terakhir yang berada di sisinya. Aku adalah orang terakhir yang mengetahui detik – detik perpisahan kami…. Aku pula yang mengetahui peristiwa terakhir dengan Beliau….
Tak pernah kusadari, memakai tanganku sendirilah Beliau ku bopong, ku gotong, kupeluk dan kulepaskan kepada BAPA di surga. Seumur hidupku, aku belum pernah merasakan pelukan hangat dengan beliau…. Justru mengapa itu harus terjadi disaat pertama dan terakhir kali nya….???
Tuhan, mengapa ini semua harus terjadi pada diriku, pada hidupku…. Aku sejak dilahirkan sudah berada di keluarga yang broken home…. Mereka berdua sudah tak sekamar lagi. Mulai kecil aku sudah tak merasakan kasih sayang dari kedua orang tuaku. Belum sempat ku merasakan kasih sayang dari mereka berdua… belum pernah ku lihat kedua orang tuaku berdamai….
Tapi, ternyata……
Pa, aku memang anak yang tak berguna. Tak mampu berbuat apa – apa….ku tak pernah membuat dirimu bangga, ma’afkan aku. Tapi diatas itu semua, aku hanya bisa memberi kasih sayang, dan cinta sama Papa…
Good bye dad,
sampai bertemu kembali di Surga
I love U,
I miss U
No comments:
Post a Comment